Pendakian Gunung Slamet 3.428 MDPL, 29 Desember 2007

|

Saat musim kemarau telah beranjak—setelah beberapa bulan menghanguskan sebagian Pulau Jawa. Musim hujan pun perlahan menancapkan dirinya seiring berlalunya kemarau. Tanah Jawa yang semula gersang dan terbakar menjadi kembali basah dan hidup.

Sekilas tidak ada yang menarik dari pergantian musim tahun ini di dataran rendah. Namun, siapa yang sangka bahwa di atas sana terjadi sesuatu yang mengerikan. Amukan badai bak serigala yang mengamuk terjadi di ketinggian 3.428 MDPL.

Badai yang setidaknya akan membuat kami kalang kabut, berjalan entah kemana. Badai yang akan menjadikan kami rapuh dan begitu tidak berdaya.

Barangkali benar bahwa, “Alam tidak pernah bertoleransi…”.


Kami kalah dengan kabut, kami kalah dengan dingin, dan kami kalah dengan angin…

Saat itu, hanya ada Aku, Tuhan, dan Alam. Aku sebagai diri, Tuhan sebagai Sang Pencipta, dan alam sebagai saudara. Jika kami semua sadar akan itu, niscaya kami tidak akan tersesat.

Suatu kejadian yang telah menjadikan kami senantiasa sadar dan semakin faham bahwa manusia hanyalah mahluk lemah dan tak berdaya.

6 komentar:

Anonim mengatakan...

ini edi dari dinuk yah?
yg pernah ikut si bolang yah?

salam kenal

Anonim mengatakan...

iya nihh aq sangat pengin ikut bolang .. ajakin dong ommm Gundul ... pergi mendaki gunung ... ta tunggu yahh

Anonim mengatakan...

ini budi anduk bukan?
kok fotonya mirip ^_^

salam kenal, Toni - Kebumen

Anonim mengatakan...

nocturn"..Tuhan sebagai Pencipta, alam sebagai saudara.." ucapmu.
bagiku Tuhan lebih dari sekedar Pencipta karna Ia adalah bahu tempatku bersandar dalam peluh maupun keluh. tempat semua rasa dan asa di pilin agar menjadi simpul-simpul kuat yang menegakkan. Lalu alam ini tak sekedar saudara, tapi diri kita sendiri, saat kita merasa pilu melihat saudara kita tertindas, maka entah di bagian mana dari semesta bumi membentuk cumulus nimbus, membuat riak dalam palung-palung, dan beliung seperti yang kau sarakan. aku, kamu, kita, bersama saling memahami, menumbuhkan cita bersama yang rapuh tapi indah, menyakitkan namun menciptakan tawa membahana yang luar biasa,,, ingatlah bahwa semesta berdoa untuk kebahagiaan kita, maka jangan pernah kita merusaknya sebab Ia memberi dengan cinta.
-wiet-

Anonim mengatakan...

mbah...
eling wis tua aja munggah gunung bae...ngko boyoke kumat...

Anonim mengatakan...

wah memang tidak bisa dipungkiri lagi ciptaan Tuhan memang dahsyat. dan ketika alam sudah berbicara tidak ada lagi kompromi. banyak cobaan berat untuk bisa sampai ke tempat yg paling tinggi. saya naksir kang edi. ama naik gunung lagi. semester ini saya mau ke rinjani. doakan ya. hehe.
kempai AN 06

Recent Post

Recent Comment

About Me

tegal, jatinangor, bandung, jawa, Indonesia
seorang insan yang tak pernah lepas dari segelas kopi item... seOrang alumnus SDN Dinuk, SMPN 3 Teal, dan SMAN 1 Tegal. Sekarang sedang menempuh S1 pada Jurusan Administrasi Negara FISIP UNPAD 2004-...? seOrang yang senantiasa brusaha aktif berpikir, berkarya, serta mengabdi